Selasa, 14 Mei 2019

ANALISIS SWOT DALAM RESTRUKTURISASI SEKTOR PUBLIK (studi pada Struktur Perangkat Desa Kalisampurno Kec. Tanggulangin Kab. Sidoarjo)


ANALISIS SWOT DALAM RESTRUKTURISASI SEKTOR PUBLIK
(studi pada Struktur Perangkat Desa Kalisampurno Kec. Tanggulangin Kab. Sidoarjo)
(tugas ini untuk memenuhi nilai tugas individu pada mata kuliah Kinerja Organisasi Sektor Publik)


Dosen Pengampu :
Agus Priyanto, M.PA

Nama Penyusun :
M. Khafid Ainul Yaqin                       201669080018


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI  ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
 2019


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fungsi pemerintah desa yaitu menyelenggarakan pemerintahan, seperti: pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan (layanan kepada masyarakat). Dalam hal ini pemerintah desa harus memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka memenuhi hak sebagai warga Negara Republik Indonesia.
Desa dipimpin seorang kepala desa dan dibantu oleh perangkat desa yang mempunyai tugas masing-masing. Selain itu desa merupakan struktur terbawah dalam struktur pemerintahan eksekutif Nasional. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan sebuah Negara juga bergantung besar pada peran desa. Hal ini dibuktikan dengan digelontorkannya dana kepada desa sebesar 1 milyar pertahun yang mengacu pada PP no 60 tahun 2014 tentang dana desa yang bersumber pada APBN.
Melihat maraknya kasus KKN yang belakangan ini menimpa para pejabat setingkat nasioanal sampai tingkat desa yang sangat tidak dapat diterima akal sehat. Selain itu pula kurangnya peran aktif masyarakat dalam mengawal beberapa kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Maka dari itu perlu adanya sebuah upgrading pada SDM birokrasi pemerintahan dengan tujuan agar terciptanya desa yang makmur, adil, dan sentosa.

1.2. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Kepala Desa dalam Restrukturisasi pemerintah desa melalui analisis SWOT ?
2.      Bagaimana model pengembangan SDM pada struktur tersebut ?

BAB II
KAJIAN TEORI
Untuk mempermudah menganalisis dan membahas penelitian. Peneliti menggunakan beberapa teori dan pendapat para ahli. Teori-teori tersebut adalah teori pelayanan publik, analisis SWOT dan teori pengembangan kapasitas.pelayanan publik menurut Miftah Thoha adalah suatu usaha yang dilakuan seseorang atau kelompok oang atau institusi tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyrakat dalam angka mencapai suatu tujuan tertentu (Thoha, 1991:39). Sedangkan Menurut Ratminto dan Winarsih (2012:5)  pelayanan publik didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publikmaupun jasa publik yang pada prinsipnya menjad tanggung jawab dan diadakan oleh instansi pemerintah di pusat, didaerah dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam ang pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan
Analisis SWOT adalah suatu alat perencanaan strategi yang penting untuk membantu perencanaan untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan ksempatan dan ancaman dari eksternal (Kurtz 2008:45). Menurut Fred R David menjelaskan bahwa ada beberapa faktor pada kedua kondisi eksterna dan interna sebagai berikut (David, 2011:61)
1.      Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal dapat dibagi menjadi ima kategori : (1) Kekuatan ekonomi, (2) Sosial, budaya , lingkungan demografi, dan alam, (3) Politik, pemerintahan, dan hukum (teknologi) dan (5)  kekuatan kompetitif.
2.      Kondisi internal
Kinerja organisasi akan ditentukan oleh sumberdaya internal yang dapat dikelompokan menjadi tiga kategori yang mencakup : sumberdaya fisik, sumber daya manusia, dan sumber daya organisasi. Kemudian fred R davis menambahkan lebih lanjut mengenai kondisi internal meliputi:
1.    Budaya organisasi
2.    Manjemen
3.    Pemasaran
4.    Keuangan
5.    Produksi
6.    Pengembangan, dan/
7.    Manajemen sistem informasi
Teori pembangunan kapasitas (Capacity Building) menurut Marison (2001:42) adalaha Capacity Building sebagai suatu proses untuk melakukan sesuatu, atau serangkaian gerakan, perubahan multilevel di dalam individu, kelompok-kelompok, organisasi-organsiasi dan sistem – sistem dalam rangka memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi sehingga dapat tanggap terhadap perubahan lingkungan yang ada. Kemudian Grindle menyatakan bahwa Dalam pengembangan kapasitas memiliki dimensi, fokus dan tipe kegiatan. Dimensi, fokus dan tipe kegiatan tersebut adalah:

1.      dimensi pengembangan SDM, dengan fokus: personil yang profesional dankemampuan teknis serta tipe kegiatan seperti: training, praktek langsung, kondisi iklim kerja, dan rekruitmen,
2.      dimensi penguatan organisasi, dengan fokus: tata manajemen untuk meningkatkan keberhasilan peran dan fungsi, serta tipe kegiatan seperti: sistem insentif, perlengkapan personil, kepemimpinan, budaya organisasi,komunikasi, struktur manajerial, dan
3.      reformasi kelembagaan, dengan fokus: kelembagaan dan sistem serta makro struktur, dengan tipe kegiatan: aturan main ekonomi dan politik, perubahan kebijakan dan regulasi, dan reformasi konstitusi.


BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian kali ini menggunakan penelitian secara deskriptif. Menurut Arikunto (2010: 3) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidikikeadaan, kondisi atau hal-hal lain (keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,kegiatan), yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Dalamkegiatan penelitian ini peneliti hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas, seperti apa adanya.



BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
Dalam menjalankan tugas dan program pelayanan perangkat desa terdapat berbagai kendala dan masalah. Masalah-masalah tersebut dikelompokkan menjadi dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal.
1.      Faktor internal
a.       Keterlambatan hadir pegawai desa
Keterlambatan ini mengakibatkan kurangnya pelayanan publik yang yang diinginkan masyarakat.
b.      Usia yang semakin tidak memungkinkan lagi untuk bekerja
Masalah-masalah internal ini terpusat pada usia perangkat desa yang tidak memungkinkan lagi untuk bekerja.
c.         Pendidikan kurang memadai
Factor pendidikan menjadi sesuatu yang fundamental dalam proses pengembangan SDM guna pelayanan public yang maksimal.

2.      Faktor eksternal

1.      Prilaku negatif masyarakat
Berbagai permasalahan yang menjadikan rumitnya proses pelayanan public masyarakat desa kalisampurno adalah karena perilaku negative masyarakat sekitar yag acuh terhadap administrative sehingga dapat menimbulkan kisruh di pemerintahan desa.
2.      Sikap tanggap masyarakat
Sikap partisipatif masyarakat sangatlah penting guna pembangunan desa menuju desa yang lebih baik. Namun, hal ini berbalik arah. Masyrakat semakin acuh tak acuh terhadap apa yang terjadi di desa, sehingga kurangnya pembangunan desa di segala bidang.
Tahap selanjutnya adalah memasukkan semua faktor-faktor internal dan eksternal kedalam sebuah matriks yang di sebut matriks SWOT unutk menemukan gabungan dari keempat unsur : Kekuatan (Strength), Kelemahan, (Weakness), Peluang (opportunitiy), dan Ancaman (Threat) yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Internal
Strength (S)
Weakness (W)
1.      Sudah adanya Restrukturisasi dalam perangkat desa.
2.      Adanya sistem informasi desa berbasis Online (Desa Online Sidoarjo)
3.      Sudah diadakannya pelatihan/BIMTEK untuk perangkat desa.

1.      SDM perangkat desa masih kurang memuaskan
2.      Sosialisasi terkait program pelayanan yang pasif.
3.      Tingkat pendidikan perangkat yang rendah.

Eksternal
Opportunity (O)
Threat (T)
1.      Kemajuan teknologi.
2.      Adanya kerjasama dengan pemerintah di tingkat dusun
3.      Antusiasme semangat remaja yang tinggi.

1.      Pemahaman masyarakat yang lemah
2.      Prilaku buruk masyarakat
3.      Sikap masyarakat yang apatis

Dari tabel diatas jika dimasukkan de dalam teori dimensi dan level pengembangan kapasitas maka akan diperoleh hasil sebagai beikut:





Dimensi/Level
Permasalahan
Rekomendasi
Individual
4.      SDM perangkat desa masih kurang memuaskan
1.     Prilaku buruk masyarakat
2.     Sikap masyarakat yang apatis


1.      Perlunya sistem mewirausahakan birokrasi guna mendongkrak semangat para perangkat.
2.      Diperlukan pendidikan karakter masyarakat sejak dini
3.      Diperlukan adanya pendidikan nalar kritis bagi masyarakat sekitar.
Institusional
1.    Kurang memahaminya masyarakat terkait Desa Online Sidoarjo
1.     Adanya Sosialiasi terkait Desa Online Sidoarjo
System
1.   Manajemen pelayanan yang kurang memuaskan masyarakat sekitar

1.      Upgrading manajemen pelayanan publik, baik di bidang SDM maupun sistem.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kha_fidz

dana kelurahan dalam rasionalisme

PENDAHULUAN 1.       Latar Belakang Munculnya otonomi           daerah menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dari sistem pemer...